Wednesday, February 15, 2017
My country was selecting
Today Wednesday, 15-02-2017 Indonesia choose for district leaders. all eyes focus on the media to witness the 2017 election. 7 provinces, 18 cities, 76 districts. especially we focused on the elections in Jakarta, because Jakarta is the capital of Indonesia. because so many problems in jakarta, such as corruption, flooding, garbage, drugs, trafficking in women and children. jakarta want leaders who are intelligent, responsive, helping the weak and enforce the law. jakarta not need promises, there is no evidence, but jakarta want leaders who can overcome the problem of not adding to the problem. whoever become the leaders of Jakarta, don't forget promises that have been given to the people. a good leader is trustworthy and responsible. do not just enrich yourself. never spend public money, do not make friends only with the rich peoples. many people's expectations your work, make us believe in you. do not make us disappointed because we hope in the future more advanced. thank you
Tuesday, February 14, 2017
Dulu engkau begitu indah
1000 tahun lalu Bumi ini mengeluarkan hembusan
nafas yang membuat mahkluk betah tinggal di bumi, udara yang begitu segar dan
sejuk untuk di hirup, engkau munculkan dedaunan yang berwarna-warni menambah
indahnya Bumi. Kicauan suara alam yang beranekaragam, terjangan ombak samudra
nan biru mampu menghidupi peradaban alam. Seakan-akan engkau tak akan pernah
punah di muka bumi. Keindahanmu seakan-akan selalu menghiasi dunia,Bumi jangan
pernah engkau lelah menerima kami. Aku sebagai mahkluk ciptaan sang Kuasa, aku
merasa malu tinggal di alam yang tidak berdosa. Hanya mereka-mereka yang tidak
mempunya rasa berterimakasih kepadamu, Bumi …engkau sudah mengizinkan kami
untuk menempati alam semesta ini, engkau sudah mengasih apa saja yang ada di
alam semesta ini, engkau begitu besar hati, engkau berikan semuanya tanpa batas.
Akan tetapi ….. kami sebagai mahkluk yang berakal yang lupa kalau kita punya
akal, kami lupa kalau kami punya hati, kami lupa kalau kami punya cinta. Semuanya
lenyap, hilang, sirna, pudar tak berbekas lagi di dalam jiwa kami, kami sudah
lupa akan janji-janji kami, bahwa kami sanggup merawatmu, menjagamu,
melindungimu, tapi kami melanggar jani-janji kami sendiri, kami merusak,
membinasahkan, mencemari, menodai, menginjak-nginjak, meludahi dan mencemooh
engkau, engkau tetap menunjukkan kedewasaanmu, engkau tetap sabar,
kadang-kadang engkau memberi peringatan kepada kami, supaya kami tidak terlalu
jauh lupa akan kebesaran sang pencipta, bumi…. Kadang engkau memperingatkan
kami dengan teguran alam semesta marah, engkau muntahkan air, sehingga kami
tenggelam, engkau beri angin puting beliung yang mampu memporak-porandakan
tempat tinggal kami, tanah yang biasa kami injak dan tak pernah marah, engkau
keluarkan tanah yang bisa menimbun tempat tinggal kami, gunung-gunung yang
begitu sedap di pandang mata, engkau keluarkan hawa panas yang kami tak sanggup
menahannya. Ini hanya sebagai pengingat untuk mahkluk seperti kami, engkau
menegur kami, supaya kami ingat di mana kami berada. Terimakasih alam semesta,
yang sudah mau menampung kami di bumi. Kami akan berjanji tidak akan merusak
alam semesta lagi.
Sunday, February 12, 2017
Living like running water
we are created to be ourselves, this earth that we are standing only to beings who have heart, the air we breathe only for having a clear mind, the grass beneath us just for who having a feeling, the source of the water we drink is only for people who believe in the greatness of god. life is only temporary, never fight lanes, love yourself and a round you. we just need honesty in life, jealousy only make ourselves worse off, lies just make us far away from others, never underestimate the things, living like running water, we must know our weaknesses and never cover our ugliness, we are given the opportunity to live in the world might be 22.995 days, or it could be less and could be added age. live in peace, do not make this earth angry, build castles peace on earth, give relief to some one who needy. give a sense of security, airy, peaceful, peaceful, mutual respect and mutual love. talk to the world, you are ready to fill the world with honesty, hoist the flag of peace and give them confidence. waged their passion for the New World. walk in the way of honest, be like water is always in need. make yourself in need of all creatures. please save the world, Do not ruin your life.thank you for read my writing, if it had same of mistake, please forgive me.
KERAJAAN BESAR YANG LUPA JATI DIRINYA
Aku di lahirkan di tanah yang subur,
di tempat aku di lahirkan di sebuah desa yang begitu indah dan sejuk, aku
terlahir dari sepasang orang tua yang dulu tidak saling kenal, dengan acara
adat mereka saling kenal dan terlahirlah aku. Orang tuaku mengasuhku dengan
kasih sayang dan perhatian yang penuh kepadaku, mereka rela melakukan apapun
demi menyenangkan aku, kami hidup sederhana namun semua kecukupan,
sampai-sampai tetangga dari orang tua pada iri sama keluargaku. Orang bilang
aku berasal dari keluarga serba ada, memang orang tuaku mengabdi pada kerajaan
sudah lama, para petinggi kerajaan suka kinekerja orang tuaku yang amanat. Pernah
ada seorang temen orang tuaku bertamu ke rumah, orangnya kelihatan rapi dan
mentereng. Di irirngi dengan pengawal yang badannya besar-besar, pertama kali
temen orang tuaku berbicang-bincang biasa aja, karena rumahku tidak begitu
besar, jadi pembicaraan mereka begitu jelas, waktu itu ibuku sama saudaraku dan
aku berada di ruangan sebelahan dengan ruang tamu, temen orangtuaku lama
kelamaan berbicara serius, kali ini temen orangtuaku menawarkan pekerjaan besar
dengan imbalan besar pula, dan orang tuaku bertanya sama temennya” pekerjaan
apa yang akan kamu tawarkan ke aku?, temen orangtuaku memjawab: tentu pekerjaan
ini sedikit berbahaya,karena kalau kamu ketahuan oleh pihak kerajaan kamu akan
di tangkap, lalu orang tuaku merenung sejenak dan sedikit bertanya-tanya, “ apa
pekerjaan nya ? Tanya orang tuaku lagi. Temen orang tuaku dengan tersenyum sinis,
tenang sobatku, kau pasti akan senang bila mendapatkan upah nanti, jawab temen
orang tuaku. Ok sekarang jangan berbelit-belit dan bikin aku tambah penasaran,
ayahku berkata, aku dan keluargaku sedikit takut, suasananya membuat ruang yang
kita huni panas. Akhiranya temen ayahku berbicara: begini sobatku, satu minggu
lagi ada pembangunan besar-besaran dari kerajaan, raja kita mau membuat
sekolah- sekolah dan tempat beribadah dan masih banyak rencana- rencana yang
akan raja buat, maksud aku, raja sekarang lagi mencari orang yang bisa
mengelolah dana pembangunan tersebut, kata temen ayahku. Terus apa hubungannya
dengaku? Ayahku bertanya. kita akan maju berdua ke raja, kita akan berbincang-
bincang dengan raja, karena aku tau kamu bisa di percaya, jawab temen ayahku. Terus
ayahku berkata: berarti kamu tidak bisa di percaya, cetus ayahku pada temenya. Ayahku
sudah lama kenal sama temen nya ini, dia kurang bisa di percaya dan suka
bohong. Makanya ayahku meminta temennya untuk memberi waktu berpikir. Aku ingat
ayahku pernah berbicara sama aku, orang-orang yang mengabdi sama raja tidak
semua dapat di percaya, kamu jangan seperti mereka yang tidak bisa di percaya,
kita hanya mengabdi sama raja untuk kerajaan, supaya kerajaan kita bisa makmur
dan kuat, kerajaan kita sangat besar dengan penduduk yang padat, kekayaan
alamnya tidak bisa habis sampai tujuh turunan, belum lagi tanah kerajaan kita
sangat subur, akan tetapi kerajaan kita kualahan dan hampir-hampir tidak bisa
membendung orang- orang yang bermain di belakang raja. Ayahku terus bercerita
soal kerjaan ini. Anaku, ayahku melanjutkan pembicaraannya, kelak kalau kau
sudah dewasa, jadilah diri kamu sendiri, pegang teguh amanat yang di embankan,
lindungi keluargamu dari pendusta- pendusta, dekatkan dirimu pada yang mempunyai
alam semesta, pergaulilah orang-orang di sekitarmu dengan baik, lanyanilah
mereka dengan hati, jangan pernah menerima sepeserpun dari mereka, sumbangkan
tenaga, pikiran, harta, bahkan nyawamu untuk kerajaan ini. Biar Sang pencipta
tahu apa yang kamu lakukan dalam hidupmu. Sambil meneteskan air mata ayahku
terus bercerita, anakku, ayahmu sudah menguras semuanya demi kerajaan kita,
ayah berjuang merebut kekuasaan dari kerajaan yang menjajah kerajaan kita,
temen-temen kita banyak jadi korban dari penjajah, mereka merampas kebebasan
kita, mereka memberi kerajaan kita kebodohan, banyak penghuni kerajaan yang
berhianat sama raja, karena mereka takut mati. Raja kita sudah empat kali
berganti, karena mereka di siksa oleh penjajah, kami tak pernah menyerah untuk
merebut kembali harga diri kami, kami tidak gentar dengan penjajah, kami hanya
takut dengan ketidak adilan. Waktu berjalan sampai kita tidak terasa malam
tiba. Akhirnya ayahku menyuruhku pergi tidur, kita lanjutkan cerita ayah lain
kali, ayahku berkata. Iya ayah, terimakasih atas ceritanya,aku menjawab. Lalu aku
berjalan ke tempat tidurku, sebelum aku tidur, aku mencoba mengingat- ngingat
pesan ayahku, dan dalam hatiku berkata” aku harus berantas orang-orang yang
berkepala dua”. Kerjaanku besar tapi berhati kerdil, para pembesar hanya suka
membesarkan perut mereka, tanpa menghiraukan sekiling mereka yang masih perlu
makan enak. Mereka membangun istana yang memakan tanah kerajaan, dengan dalih
macam-macam, mereka berani melawan hukum, mereka bilang” hukum di kerajaan ini
hanya untuk di langgar bukan untuk di taati”.
Rakyat jelata sering jadi korban
dari keserakahan mereka. Aku masih ingat ketika ayahku mengajaku ke kerajaan
atas undangan raja, di situ para pejabat berkumpul, dan mejanya di penuhi
makanan-makanan yang super nikmat, minuman-minuman yang macam-macam. Sampai aku
bingung harus makan dan minum yang mana. Dan setelah jamuan makan selesai kami
pindah tempat ke santai di luar, aku di tinggal sama ayahku, di situ aku lihat
sisa makanan yang belum di makan, para pembersih membuangnya, aku berlari
menghampiri salah satu pembersih dan bertanya” paman kenapa kau buang makanan
yang lezat ini? Pembersih berkata” iya aden, kita tidak boleh membawa pulang
atau memakanya. Kenapa tidak memberikan kepada penduduk yang membutuhkan? Tanyaku
lagi. Karena, sang patih tidak memperbolehkan nya” kata pembersih. Apakah ini
sering terjadi paman? Tanyaku. Iya aden, jawab pembersih. Paman pernah membawa
pulang makanan yang belum di makan oleh para pejabat, paman akan kasihkan
kepada tetangga paman yang kurang mampu. Akan tetapi para pengawal
mengetahuinya, akhirnya makanan tadi di mintak, pembersih bercerita. Ok paman
terimakasih, aku berkata, sama-sama aden. Setelah itu aku pergi menghampiri
ayahku, aku lihat di sekiling kerajaan, begitu banyak penjabat kerajaan
berkumpul, mereka mengenakan pakian yang begitu mewah, dan para tamu undangan
dari kerajaan sebelah juga demikian. Mungkin kalau aku menceritakan dalam
tulisanku, tidak cukup satu tahun menulis, karena begitu banyak problematika
kerajaanku, mulai soal bahan makanan, soal kesehatan, pendidikan, tempat
tinggal, kesenian, agama, dan lain-lain. Perlu aku tekankan di tulisanku, aku
perlu kenyataan bukan kata-kata yang menghibur. Terimakasih. Mohon maaf bila
ada tulisan ini menyinggung. Saya berdoa semoga kerajaan ku mendapatkan
pemimpin-peminpin yang amanat, membelah yang lewah, mengutamakan kepentingan
kerajaan.Sunday, February 5, 2017
KOTA 1000 LUBANG
Sepanjang jalan yang kulewati,
sepanjang jalan terkelupas, sepanjang mata memandang hanya bentangan
benjolan-benjolan yang tidak rata. Perjalanan yang kutempuh tidak membutuhkan
waktu 100 tahun lamanya, perjalananku hanya membutuhkan kesabaran dan
kejujuran. Mungkin banyak dari kalian mengira perjalananku membutuhkan bantuan
orang lain. Setiap yang ku lewati tidak perlu memacu kakiku berlari cepat,
tetapi pikiranku menyuruh kakiku untuk melompat atau memilih jalan yang aman. Ketika matahari menemaniku, aku tak kuatir melihat kedepan, karena aku bisa
melihat dengan jelas dan bisa menentukan arah tujuanku. Tetapi kalau matahari sudah
pulang dan temenku rembulan menggantikan nya, maka aku harus extra hati-hati
dengan kakiku. Karena bulan tak bisa memberi sinar yang terang seperti
matahari, pikiranku harus menyuruh mataku untuk lebih hati-hati, di
sekelilingku banyak jalan-jalan terkelupas, aku pernah pulang hanya di temani
hujan rintik-rintik, waktu itu bulan sedang malas muncul.
Aku berjalan
menelusuri jalan yang sering aku lewati, tak terasa aku terkejut ketika kakiku
menginjak jalan yang terkelupas, mungkin aku terlalu cepat berjalan atau
mungkin aku terlalu menikmati jalan malam dengan di temanin rintik-rintik
hujan, untung kakiku tidak keseleo, tapi tak jauh dengan tempat aku menginjak
jalan yang terkelupas kira-kira jarak 300meter, aku kejebak lagi dengan jalan
terkelupas, kali ini lumanyan besar lubang yang aku injak di banding yang pertama,
hampi-hampir aku terjatuh, tapi syukur aku tidak apa-apa. Tetapi ada seseorang
yang terjebak di lubang yang di mana aku terjebak tadi, kali ini orang itu
terjatuh ke bahu jalan, untungnya banyak tangan yang dermawan menolongnya. Sesampai
aku di tempat aku bersandar, aku istirahatkan sejenak pikiranku dan badanku,
mataku memandang kosong ke atap langit-langit teras, dalam hatiku berkata”
Tuhan masih melindungiku”. Aku terus berfikir dan berkata dalam hati” apakah
tidak ada yang perduli dengan jalan yang terkelupas? Apakah harus menunggu
Tuhan menegurmu wahai orang-orang yang
duduk di kursi nikmat? Tolong sejenak kalian keluar dan lihat apa yang terjadi
di kotamu, aku hanya bisa berharap besar kepada Tuhanku supaya membuka hati
mereka untuk memperbaiki jalan yang terkelupas sepanjang Kota. Karena banyak
kaki-kaki yang patah bahkan tubuh-tubuh yang memar karena jalan terkelupas. Kita
tidak ingin tubuh kita terhempas ke langit menatap wajah Tuhan karena jalan
terkelupas. Aku sudah percaya dan bahkan terlalu percaya kepada orang-orang
yang menikmati nikmat, kini saatnya untuk membuktikan kepada orang-orang yang
mencari nikmat. Terimakasih atas waktunya untuk membaca sedikit coretan, mohon
maaf apabila dari tulisan ini ada kata-kata yang menyudutkan salah satu dari
pembaca, memang tujuannya saling mengingatkan, supaya kita jangan terlalu
terlena.Thursday, February 2, 2017
NEGARA TANPA TELINGA, TANPA MATA, TANPA HATI
Aku terkadang heran dengan tempat aku di besarkan, mungkin
dari kalian pernah tau tentang “NEGERI TANPA TELINGA, TANPA MATA, DAN TANPA
HATI”. Aku sendiri juga ngak begitu mengerti maksud dari tulisan itu. Setela
aku pikir, renungkan plus aku Tanya pada sang penguasa, aku sedikit mengerti
arti tulisan itu. Inti dari tulisan itu menceritakan suatu Negara besar dengan
penduduk super cerdas, jenius, kerja keras, setiap hari mereka kerja, kerja,
kerja tanpa henti, dengan begitu Negara ini begitu besar dan kuat. Karena
rakyatnya yang rajin kerja, begitu pesat Negara ini berkembang, sampai-sampai
Negara ini mendatangkan pekerja dari Negara lain, rakyatnya banyak yang sudah
makmur dan success. Dengan kesuccessan yang mereka dapat, mereka lupa apa yang
mereka kerjakan. Mereka terlalu terlenah dengan kemakmuran dan kemewahan, tanpa
perduli dengan sekelilingnya, tanpa sadar tetangga mereka minta bantuan, tetapi
apa yang mereka dapat hanya tertawaan. Mereka punya telinga tetapi tak pernah
di gunakan untuk mendengar rintihan orang lain. Mereka terlalu asik dengan
mainan mereka,mereka terlena dengan benda-benda berkaki empat, mereka terlalu
menikmati bidadari-bidadari di samping mereka , bangunan yang koko menjaga
mereka dari malaikat sang pencabut nyawa, mereka tak pernah mendengar jeritan,
tangisan, keluhan dari Negara tetangga, Negara ini tanpa mata, mereka yang
membutuhkan uluran tangan, mereka yang membutuhkan sentuhan tangan-tangan
perkasa, mereka yang membutuhkan bimbingan moral, dan masih banyak lagi yang di
butuhkan mereka yang jauh di sana. Tetapi Negara ini tak perduli dengan apa
yang terjadi di sekeliling mereka, Negara ini hidup seperti tanpa mata, biar
ada ketidak adilan, kerusakan, kecurangan, tangisan. Negara ini seolah tak
pernah melihat apa yang terjadi, cuek, egois, itu yang terselip di pandangan
mereka.
Negara ini hidup tanpa hati, hati Negara ini tertutup buat mereka yang
selalu merengek-rengek mintak sokongan atau menghamba-hamba. Kesombongan sudah
memutuskan cinta Negara ini, kemewahan melupakan Negara ini kepada mereka yang
membutuhkan tangan-tangan kuat. Wahai Negara yang di bergelimang kemewahan,
ingatlah akan ada seseorang yang akan meluruskan kalian, kalian butuh seseorang
yang kuat dengan godaan, kemewahan , dan bidadari-bidadari dunia. Hai Negara yang
pelupa, Negara yang tak mempunya mata , tak mempunyai telinga, tak mempunya
hati. Kalian tidak selamanya hidup serba ada, serba kecukupan, serba waaaaahhh.
Hari pasti berganti, bulan pasti berganti, tahun juga demikian, ada malam ada
siang, ada kuat ada lemah. Kalian boleh berangan-angan hidup 1000 tahun lagi. Kalian
boleh berfikiran tidak ada kehidupan kekal selain dunia yang semu ini. Ingatlah
…! Di atas langit ada langit. Kembalilah … sebelum Negara ini berubah keruh. Karena
matahari menyembulkan wajahnya dari timur, bulan masih mau membagi sinarnya
kepada kalian semua. Dunia ini masih mau menerima kalian untuk kalian tempati,
sebelum dunia mengusir kalian dari dunia ini. Karena kalian hanya di titipin
untuk menjaga dan merawat dunia yang tanpa dosa ini. Cukup sekian tulisan ini,
apabila ada tulisan yang menyinggung pembaca, memang sang penulis bertujuan
untuk saling mengingatkan hal kebaikan, menuju ke jalan yang benar. Terimakasih
dan mohon maaf.
Subscribe to:
Posts (Atom)