Wednesday, January 11, 2017

MENELUSURI JEJAK PARA WALI

Hari senin, 02- January- 2017, satu hari setelah ku pijakkan kakiku di awal tahun. Keluarga besar  (EEC) yang sudah membesarkanku, mengajakku ke suatu tempat yang mana di sana tempat-tempat para Wallillulloh tidur hanya sementara. Tepat pukul 07.00 pagi kami berangkat. Tujuan pertama ke Sunan Ampel, terletak di Surabaya, sebelum sampai di tujuan, sedikit aku membagi pengalaman di saat perjalanan ke Surabaya. karena ini pergi rombongan, ya asik-asik aja. Rute yang di tempuh, Jombang-Mojoagung-Mojokerto-Krian(Bay pass)- Medaeng- lewat toll Gresik, tapi bukan ke arah Gersik melainkan lurus ke tempat Sunan Ampel, maaf di sini aku tidak bisamengasih rute sebenarnya, karena waktu itu aku tidur.
Sesampai di Surabaya, Bus yang kutumpangi parkir agak jauh dari makam Sunan Ampel, kami berjalan dari tempat parkiran ke makam Sunan Ampel kira-kira 500 meter.di setiap perjalanan ke makam Sunan Ampel, banyak pedagang menjajakan beraneka ragam makanan dan oleh-oleh khas Sunan Ampel, kebanyakan dari Madura. Beserta rombongan aku masuk ke pemakaman Sunan Ampel, di dalam Makam banyak peziarah berdoa. Laki-laki, perempuan, tua muda, besar ,kecil, jadi satu dalam tujuan yang sama. Tak lama sekitar 45 menit kita menghabiskan waktu di Sunan Ampel, rombongan dan aku menuju ke tempat parkiran bus semula. Terus kita melanjutkan perjalanan ke Sunan Giri di Gresik. Sekitar 1 jam kita menuju ke tempat Makam Sunan Giri. Di setiap perjalanan aku sedikit merasa mual tapi aku coba bertahan, pikirku nanti kalau sudah tiba di tempat, setelah Bus parkir, rombongan turun, dari arah berlawanan, aku mendengar pengeras suara” ojek-ojek-ojek, di samping ojek ada delman, mereka saling berebut untuk mendapatkan hati kami, para ojek menawarkan 3000/orang bisa dua          orang. Kalau Delman menawarkan 5000/orang                 .
 Kita berunding agak alot. Akhirnya ada yang naik delman dan ada yang naik ojek. Disinilah cerita menurutku lucu, karena delman yang di naiki ibu-ibu kurang satu orang, akhirnya ibu-ibu memanggilku, dengan terpaksa aku iyakan ajakan ibu-ibu. Aku tau kalau aku akan duduk di deket pak kusir, otomatis di belakang Kuda, pertama naik, aku merasa sudah mual, tadi sudah mual ini di tambah baunya Kuda, ampun… pesing, asin, gimana gitu, aku mau nutupin hidungku, aku ngak enak sama pak kusir, kalau ngak di tutupi baunya sangat menyengat. Akhirmya aku tahan hidungku tanpa tangan. Akhirnya sampai juga di tujuan, tempat Sunan Drajat lumanyan tinggi, karena butuh naik tangga untuk mencapai makam Sunan Drajat. Seperti biasa, kami mengisih daftar hadir  lalu antri masuk ke makam Sunan Drajat. Lumanyan banyak yang berziarah waktu itu. Kami menghabiskan 30 menit dan kembali ke parkir di mana Bus yang kita tumpangi di parkir. Di sini ada kelucuan, karena aku ketinggal oleh rombonganku, akhirnya aku di telpon mereka sudah di dalam Bus, aku kembali ke parkir naik ojek, dan kita melanjutkan ke Maulana Ibrahim Asmoro Qondi, yaitu ayah dari Sunan Ampel, cikal bakal adanya Wali Songo. Kami menghabiskan waktu satu jam di situ, karena kita mengerjakan sholat dulu dan istirahat. Setelah itu kita melanjutkan ke tempat tujuan terakhir, yaitu ke makam Sunan Bonang. Kami menghabiskan waktu 30 menit dan kita melanjutkan perjalanan pulang. Alhamdullilah semua perjalanan ke tempat para Sunan berjalan lancar. Dari selama perjalanan yang saya jalanin, banyak pelajaran yang saya peroleh, bagaimana para wali menyebarkan agama islam di pulau jawa. Sedangkan waktu itu pulau jawa beragama Hindu dan Budha. Dengan kesabaran dan kecerdasan yang di miliki para wali, dikit demi sedikit orang-orang simpatik dengan ajaran yang di ajarkan oleh para wali. Karena pada dasarnya Islam adalah agama perdamaian, cinta sesame, tidak memandang dari mana asal dan warna kulit. Karena Alloh menciptakan manusia untuk saling menyayangi, bukan saling menyakiti atau membunuh salah satu dengan yang lain. Semoga tulisan ini bermanfaat. Mohon maaf bila ada tulisan yang salah. Dan terimakasih.  

No comments:

Post a Comment